Selasa, 11 Juni 2013

SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

Assalamu'alaikum wr.wb


SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

 Sistem pengapian pada mesin bensin berfungsi membakar campuran udara dan bensin di ruang bakar pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasilkan daya mekanik akibat pembakaran tersebut memperlihatkan konstruksi sistem pengapian yang menggunakan batere sebagai sumber listriknya, disebut sebagai sistem pengapian batere
 1. Komponen komponen sistem pengapian

 a. Batere

   Batere sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (l2 V) untuk coil.

 b. Kunci kontak Pada sistem pengapian,
   kunci
kontak berfungsi menghubungkan memutuskan aliran listrik dari batere ke ignition coil.

 c. Ignition coil
   Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang diterima dari batere menjadi tegamgan tinggi (10,000 — 20.000 volt) yang diperlukan untuk pengapian. Untuk mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat dua kumparan, yaitu:

 1) Kumparan primer (primary coil)
   Kumpamn primer berfungsi
menimbulkan medan magnet
pada signition coil, sehingga
menghasilkan induksi pada
kumparan kumparannya.
Ciri dari kumparan primer ini adalah yang penampangnya besar tetapi gulungannya sedikit (150 - 300 lilitan) dan berada di sebelah luar kumparan sekunder.

 2) Kumparan sekunder (secondary coil)
  Kumparan sekunder berfungsi menginduksi tegangan menjadi lebih tinggi yang selanjutnya dialirkan ke busi untuk menimbulkan pecikan api. Ciri dari kumparan ini mempunyai penampang kecil dengan lilitan yang sangat banyak (15.000 — 30.000 lilitan) dan berada disebelah dalam lilitan primer. Kedua kumparan tersebut melilit pada inti besi (core) yang terbuat dari baja silikon tipis yang digulung ketat. Untuk mencegah terjadinya hubungan singkat (short circuit) antara lapisan kumparan yang berdekatan disekat dengan kertas yang mempunyai tahanan sekat yang tinggi. Salah satu ujung kumparan primer dihubungkan dengan termnal negatif primer, sedangkan ujung yang lainnya dihubungkan dengan terminal
positif primer. Kumparan
sekunder dihubungkan dengan
cara serupa, di mana salah
satunya dihubungkan dengan
kumparan primer lewat (pada) terminal positif primer, sedang
ujung yang lain dihubungkan
dengan terminal tegangan tinggi melalui sebuah pegas

 d. Distributor
  Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus yang bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi - busi yang terdapat pada setiap silinder.
Secara khusus fungsi distributor dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
-bagian pemutus arus.
-bagian distributor.
-governor advancer.
-vacum advancer.

 1) Bagian pemutus arus Terdiri atas breaker point
(contact point) nok (camlobe)
dan kondensor. - Breaker point, berfungsi
memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa
agar terjadi induksi pada
kumparan sekunder coil. - Nok (comlobe), berfungsi
mengungkit breaker point agar
dapat memutus dan menghubungkan
arus listrik pada kumparan
primer coil. Konstruksi breaker poin dan
nok (camlobe) ditunjukan - Kondensor berfungsi menghilangkan atau
mencegah terjadinya loncatan
bunga api listrik pada breaker
point. Terbakamya kondensor sering juga terjadi karena kondensor yang dipakai tidak sesuai dengan kapasitasnya atau kapasitasnya normal.
Kapasitas kondensor diukur
dalam mikro farad 2) Bagian distributor Bagian distributor berfungsi
membagi-bagikan tegangan
tinggi yang dihasilkan oleh
kumparan sekunder pada
ignition coil ke busi pada tiap-
tiap silinder. Bagian ini terdiri atas tutup distributor dan
rotor.

 3) Bagian governor advancer
  Bagian ini berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. 4) Bagian vacum advancer
Bagian ini berfungsi
memundurkan atau memajukan saat pengapian ketika beban
mesin bertambah atau
berkurang. Vacum advancer
terdiri atas breaker plate dan
vacum advancer, yang berkerja atas dasar kevakuman yang terjadi dalam intake manifold (beban mesin).

 5) Busi (spark plug) Busi
  berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua
elektrodanya untuk membakar
campuran gas pada ruang
bakar. Percikan bunga api ini
diperoleh dari tegangan tinggi
yang dihasilkan igntion coil. Antara elektroda tengah dan
sisi diberi renggang (gap)
sebesar 0,6 - 0,8 mm. Pada
celah inilah terjadinya loncatan
api listrik busi. Bagian elektroda elektroda busi ini akan segera menjadi
kotor oleh gas-gas sisa
pembakaran, oleh karena itu,
bagian ini harus dibersihkan pada selang waktu tertentu. Bagian bagian busi

jika ada kekurangan/kesalahan mohon dimaafkann maklum masih beljar

wassalamu'alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar